Selasa, 03 Juli 2012

Apple Lengkapi iTunes dengan Beragam Ekosistem


Rabu minggu lalu lalu Apple akhirnya meluncurkan iTunes Store di 12 negara di Asia. Sebelumnya, iTunes Store yang telah diluncurkan terlebih dahulu di Jepang, Australia, dan Selandia Baru, kini jutaan lagu dan film juga dapat diakses langsung oleh para pelanggan yang memiliki kartu kredit di Brunei Darussalam, Kamboja, Hong Kong, Laos, Makau, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, Sri Lanka, dan Vietnam.

Manoj Menon, Partner and Southeast Asia Managing Director Frost & Sullivan mengatakan, “Peluncuran ini merupakan kemajuan luar biasa bagi para konsumen di Asia. Pertumbuhan Apple di pasar  keduabelas negara tersebut sebagian besar didorong oleh penjualan perangkat kerasnya. Berita ini akan membantu Apple untuk menyempurnakan ekosistemnya  di negara-negara tersebut.”

Dengan perangkat mobile yang sangat popular di Asia, Menon mengatakan bahwa langkah terdepan Apple ini akan membantu Apple untuk bersaing dengan lebih efektif dengan sistem operasi Android milik Google. Ponsel berbasis Android terbukti cukup berhasil menembus pasar di beberapa negara Asia berkat harganya yang lebih murah dengan berbagai pilihan model yang tersedia dari produsen berbeda-beda. “iTunes Store juga merupakan cara menjalin hubungan jangka panjang dengan para konsumen karena iTunes Store dapat menjadi faktor pembeda yang besar,” tambah Menon.

Menon mengungkapkan bahwa peluncuran ini juga membuka pintu pasar bagi para pemilik konten Asia dengan memanfaatkan platform ini untuk mendorong penjualan mereka di pasar domestik. Ini kemudian akan mempercepat perkembangan pasar konten digital di kawasan Asia.

Berita diluncurkannya iTunes Store disambut dengan sangat baik, “Hal ini juga merupakan kemajuan positif yang membantu industri musik dan film dalam memerangi pembajakan di beberapa negara Asia. Ketersediaan konten dan format harga yang dikemas secara menarik akan mencegah penggunanya dari tindakan pembajakan. Konsep ini merupakan kemajuan yang sangat berarti baik bagi industri musik dan film maupun ekosistem itu sendiri,” papar Menon.

Menanggapi tidak dikutsertakannya negara-negara raksasa kawasan Asia seperti China, India dan Indonesia dalam peluncuran tersebut, Menon mengatakan “Apple juga  harus segera meluncurkan akses langsung iTunes Store di negara-negara tersebut, terutama China dan India. Meskipun belum ada keterangan lebih lanjut mengenai hal ini, Apple tidak dapat mengabaikannya begitu saja karena negara-negara raksasa tersebut  akan menjadi kunci pertumbuhan jangka panjang bagi Apple.”

Pertanyaan menarik muncul terkait alasan Apple tidak mengikutsertakan pasar yang  signifikan seperti China, India dan Indonesia. Apakah hal ini disebabkan oleh pertimbangan komersial dan bisnis dimana mereka pada awalnya berencana menjalin kerjasama dengan pasar yang lebih kecil untuk mengantisipasi resiko yang mungkin muncul atau lebih mengarah pada isu-isu strategis seperti regulasi pemerintah?

iTunes sebagai tulang punggung perangkat produksi Apple terkait erat dengan para pengguna produk Apple. Mulai dari aktivasi, pengaturan tempat arsip, hingga kegiatan belanja online–yang semuanya dilakukan melalui iTunes. Pasar pengguna perangkat teknologi berbasis iOS pada gilirannya akan menentukan kemampuan iTunes untuk menarik pasar.

Di Indonesia, secara khusus, gadget berbasis iOs menguasai pasar sebesar 1%, sementara RIM BlackBerry unggul dengan 33,4%, Android sebesar 17,2%, Symbian 9,7% dan Windows sebesar 1,8%.

Survei terbaru mengenai pencarian gadget secara online menunjukkan bahwa 56.2% perangkat yang dijual berada pada kisaran angka 1 juta rupiah hingga 2 juta rupiah paling banyak dicari oleh konsumen di Indonesia. Sedangkan pencarian terhadap gadget berbasis Android mencapai 70%.

Menurut Iwan Rachmat, Senior Consultant ICT Frost & Sullivan Indonesia, data tersebut menunjukkan dengan jelas mengapa Apple belum begitu tertarik menggarap pasar Indonesia. Faktor harga secara signifikan memengaruhi penjualan Apple, baik untuk PC, ponsel, maupun tablet–yang merupakan pasar sensitif terhadap harga karena harga produknya rata-rata lebih mahal dibandingkan dengan produk para pesaingnya.[Technolator Asia]

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons