
Sejak 2011, SAS Indonesia memprakarsai SAS Academic Program demi menjembatani kesenjangan antara dunia akademik dengan bisnis. Program ini didesain untuk mendukung kurikulum dan pengembangan mahasiswa di berbagai universitas, antara lain Institut Pertanian Bogor, Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Multimedia Nusantara.
Melalui program ini, universitas-universitas tersebut dapat menikmati lisensi perangkat lunak SAS secara tidak terbatas, baik bagi mahasiswa maupun dosen. Selain itu, juga diberikan pelatihan, e-learning, buku, materi pengajaran, datasets, dan dukungan pengembangan kurikulum tentang SAS yang sesuai dengan lingkungan business analytics.
Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI), pada 2010, terdapat 3.098 universitas di seluruh Indonesia dan data dari Kementerian Pendidikan Nasional menunjukkan ada 655.012 lulusan dari perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri. Sementara itu, data Kementerian Tenaga Kerja menunjukkan jumlah pengangguran dari lulusan Sarjana dan Diploma adalah 208.937 berusia 20-24 tahun dan 416.788 berusia 25-29 tahun. Data-data tersebut menunjukkan terjadi kesenjangan antara jumlah pekerjaan dan lulusan.
SAS menyadari semakin
tumbuhnya SAS, maka permintaan sumber daya manusia yang menguasai SAS juga
semakin meningkat. Program ini memberikan manfaat yang penting bagi negara
dalam mengembangkan profesional muda analytics generasi mendatang dengan
kemampuan bisnis modern. Saat ini, SAS Indonesia telah bermitra
dengan lima universitas dalam SAS Academic Program.
“Sejak program ini diluncurkan, kami menghargai universitas yang telah menerima program ini dengan baik. Kami berharap agar inisiatif ini tidak hanya sekadar penggunaan software."
Erwin Sukiato, Country
Manager SAS Indonesia menjelaskan, “Sejak program ini diluncurkan,
kami menghargai universitas yang telah menerima program ini dengan baik. Kami
berharap agar inisiatif ini tidak hanya sekadar penggunaan software.
Misi program ini adalah membantu universitas dalam mengembangkan profesional
muda generasi mendatang dengan teknologi yang sesuai dengan lingkungan business
analytics”.
“SAS Indonesia saat ini
memiliki 45 pelanggan di mana 67% dari mereka adalah bank, asuransi dan
perusahaan pembiayaan. Pelanggan lainnya adalah pemerintah, perusahaan riset,
manufaktur, ritel, farmasi dan pendidikan. Melalui program ini, kami mencoba
menjembatani industri untuk memperoleh sumber daya manusia analytics dalam
mengembangkan business analytics.”
Dr Asep Saefuddin, Dosen
Senior Departemen Statistika Institut Pertanian Bogor mengatakan, “SAS Academic
Program telah diterima dengan baik oleh Departemen kami. Program ini dapat
membantu kami untuk menghasilkan lulusan statistika yang andal. Hal ini sejalan
dengan misi kami untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memahami
pentingnya kualitas dan produktivitas menuju persaingan global. Selain itu,
mahasiswa kami dapat memperoleh lebih banyak eksposur ke teknologi dan solusi
dalam bisnis. Semuanya itu akan meningkatkan nilai kompetitif kualitas lulusan
kami.”[Technolator Asia]
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar