PT Agnaprosperindo Abadi lewat online department store Lojai.com yang
dikembangkannya menargetkan pertumbuhan pelanggan hingga 9 juta orang dalam
waktu lima tahun ke depan. Pelanggan tersebut terutama berasal dari pemegang
kartu kredit yang saat ini jumlahnya sudah mencapai 6,5 juta dan terus
bertambah.
Agus Tjandra, Chief Executive Officer PT Agnaprosperindo Abadi, menyatakan
optimistis Lojai.com akan menjadi e-commerce
nomor satu di Tanah Air karena memiliki beberapa keunggulan kompetitif seperti
akses langsung dengan para pemegang kartu kredit, merchant, merek-merek besar, serta pengelola dan sumber daya
manusia yang memahami target pasar.
“Basis bisnis kami berawal dari
penjualan lewat katalog melalui kemitraan dengan sejumlah bank terkemuka. Pengembangan
usaha ke bisnis online melalui Lojai.com merupakan langkah strategis perusahaan
dalam meningkatkan layanan kepada masyarakat,” jelas Agus. Saat ini, Lojai.com
telah didukung oleh 14 bank dan dalam waktu dekat akan bertambah menjadi 24
bank.
Mengantisipasi risiko penyalahgunaan
kartu yang mungkin terjadi dalam e-commerce,
Agus mengatakan pihaknya telah menerapkan sistem proteksi dan keamanan
transaksi. Sejauh ini Lojai.com mencatatkan diri sebagai salah satu eCommerce Retailer pertama di
Indonesia yang menggunakan 3D Secure Code.
Pasar Lojai.com utamanya masih di
kota-kota besar di Jawa, terutama Jakarta. Namun demikian, ke depan akan terus
dikembangkan ke luar Jawa, khususnya Indonesia bagian timur. Di luar Indonesia,
perusahaan juga berencana memasuki pasar Asia Tenggara, seperti Brunei,
Vietnam, Thailand, dan Singapura.
Untuk mendukung bisnis utama e-commerce, dalam jangka menengah perusahaan
juga merencanakan pengembangan unit bisnis pendukung, antara lain di bidang logistik, pembiayaan, jasa travel, branding
(private label), dan sourcing.
Pengamat e-commerce Purjono Agus Suhendro menjelaskan
bahwa apa yang dikonsepkan Lojai.com sudah tepat. “Hal penting yang harus
diperhatikan dalam mengembangkan e-commerce,
antara lain konsep bisnis, strategi pemasaran, infrastruktur, sistem
pembayaran, dan sistem distribusinya,” tandasnya. “Dengan melibatkan penyedia
kartu kredit yang lengkap, Lojai.com sudah menjawab setidaknya terkait sistem
pembayarannya.”
Berdasarkan data
dari Frost & Sullivan, nilai pasar
e-commerce Indonesia pada 2010 mencapai $349 juta, dan diperkirakan akan mencapai
$1.808 juta pada 2015. Menurut Purjono, nilai pasar itu akan melesat lebih
besar lagi jika edukasi para pemain
e-commerce lebih masif lagi. “Kita menyadari bahwa masyarakat Indonesia
masih banyak yang meragukan keamanan bertransaksi secara online, padahal masa depan jual-beli ada di dunia maya,” paparnya.
Ia juga
berharap masyarakat Indonesia segera memperluas bisnisnya ke e-commerce demi melawan neokolonial yang
kini semakin kentara. Sebagai contoh, beberapa raksasa e-commerce global asal
Amerika Serikat seperti Groupon dan LivingSocial telah berekspansi ke Tanah Air
dengan mengakuisisi Disdus dan DealKeren. Investor-investor asing lainnya pun
berduyun-duyun menginkubasi startup-startup
lokal, bahkan beberapa di antaranya membuat e-commerce
sendiri. “Karena itu, sebaiknya segeralah membangun e-commerce sebelum pasar kita dikuasai pemain asing,” ungkap
Purjono. [rtf]
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar